Riwayat Banjir Bekasi yang Tak Pernah Tamat

Jakarta, K-VID NEWS –

Banjir akan tenggelam di kota Bekashi lagi dan melumpuhkan kegiatan warganya pada hari Selasa (4/3).

Sebanyak 22.856 kepala keluarga (KK) dilaporkan memengaruhi banjir, yang mengabaikan hampir semua wilayah di kota Bekasi di Jawa Barat. Jumlahnya menyebar dalam delapan subkelompok dan lebih dari 26 desa.

Ini bukan pertama kalinya dibanjiri Becas yang terendam. Sejarah dicatat oleh wilayah ini rentan terhadap banjir, bahkan karena kerajaan Tarumanegar.

Masalah banjir mencoba memecahkan masalah Bekasi selama raja Purnavarman Kerajaan Tarumanegare. Pada waktu itu, Raja Purnavarman mengelola sungai yang saat ini Sungai Becas dan Sungai Cakung sebagai cara untuk mengendalikan banjir.

Upaya untuk memeriksa banjir selama 1500 tahun terakhir telah dicatat dalam layar prasasti yang ditemukan di desa Batutumbu, desa Tuga, yang, Jakarta Utara.

Peneliti arkeologi Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (Brin) Harry Sofian mengatakan prasasti itu keluar setelah proyek penggalian selesai dan dibanjiri.

“Raja Purnavarman telah dieksekusi di dua sungai Chandrabaga, Gomata Gomata [Kali Cakung] untuk memeriksa banjir pada hari Rabu (5/3), yang sering ditemukan di Kerajaan Tarumanegar, yang saat ini ditutupi oleh Jakart dan Bekasi”.

“Prasasti menyatakan bahwa prasasti dikeluarkan untuk menyelesaikan dua penggalian dan proyek banjir dapat diperiksa,” tambahnya.

Bekasi sekarang telah membuat perubahan dengan lahan pertanian, yang akan berubah menjadi perumahan dan industri. Ini kemudian meningkatkan risiko banjir di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan banjir selama kerajaan Tarumanegar hanyalah kisah keberhasilan dalam buku -buku sejarah.

Banjir Bekas disebabkan oleh berbagai faktor, dari peningkatan aliran air dan berkurangnya kapasitas tanah untuk penyerapan air. Selain itu, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh sampel banjir bekasi melalui intensitas dan frekuensi hujan.

Sebelum 2000, catatan sejarah menunjukkan bahwa ada banjir besar di Bekasi.

“Sejak anggota ilmiah Surio, Lutfi telah terlibat dengan gelar Bacaziians dari Sejarah Banjir pada tahun 1924, 1926, 1932, 1933, 1934. Dia memimpin daerah terendam Bekasi Raya,” kata Harry, mengutip.

Tidak hanya pasokan air yang salah

Badan bencana BEC (BPBD) mengatakan bahwa banjir lumpuh disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan air berlimpah meluap dari Bakasi Kalasi Bekasi dalam pemogokan, Bogor.

Namun, menurut Jeanni Sirait, kampanye Urban Greenpeace Indonesia mengatakan keadilan bahwa pengiriman atau kelimpahan sebenarnya hanya satu penyebabnya, bukan satu -satunya.

Menurutnya, masalah utama disebabkan oleh banjir di Bekasi dan daerah lain dari Appodetabek adalah transmisi fungsi tanah yang besar.

“Menurut pengamatan kami selama 15-16 tahun terakhir, telah ada transfer tanah yang sangat besar di Jawa Barat. Jika kami melihat RTRV 2009-2029 (perencanaan spasial), itu sangat tersebar luas untuk pertanian dalam makanan makanan,” kata Jeanni.

“Fitur lain adalah baskom.

Data utama tentang Greenpeace Indonesia Sapta Ananda mengatakan bahwa Kementerian Kehutanan menyebutkan Becaassia, termasuk Becs River Basin (DAS), yang telah ditransfer ke tanah sejak 1996. Tahun atau reformasi.

Mengacu pada data Greenpeace di Becas River Basin, yang mencakup area 147.000 hektar, suara yang tersisa hanya 1.700 hektar atau kurang dari 2 persen dari total negara.

“Konversi fungsi ini berasal dari tanah produktif dengan penyerapan air yang baik, seperti tanah kering pertanian,” katanya.

Sapta juga menyebutkan UU 41 tahun 99 dalam hal kehutanan yang mengatur batas hutan minimum. Peraturan tentang pulau -pulau, tangkapan air, dan provinsi memiliki setidaknya 30 persen hutan.

Namun, aturan tersebut telah dihapus dalam undang -undang CIPTOVAC, sehingga saat ini tidak ada aturan untuk memantau area hijau minimum.

Posting Terkait

Teleskop NASA Meluncur ke Antariksa, Siap Petakan 450 Juta Galaksi

Huawei Rilis Hp Lipat Mate X6, Ini Harga dan Spesifikasinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Belum di Baca

Klasemen Piala Asia U-17 Usai Indonesia Hajar Korea Selatan

  • April 7, 2025
  • 0
Klasemen Piala Asia U-17 Usai Indonesia Hajar Korea Selatan

Mobil Listrik BYD Rp200 Jutaan Semakin Mendekat ke Indonesia

  • April 7, 2025
  • 0
Mobil Listrik BYD Rp200 Jutaan Semakin Mendekat ke Indonesia

Teleskop NASA Meluncur ke Antariksa, Siap Petakan 450 Juta Galaksi

  • April 7, 2025
  • 0
Teleskop NASA Meluncur ke Antariksa, Siap Petakan 450 Juta Galaksi

RUDAL: Kenapa Dunia Resah karena Perang Dagang AS vs China?

  • April 6, 2025
  • 0
RUDAL: Kenapa Dunia Resah karena Perang Dagang AS vs China?

Nyepi 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura

  • April 6, 2025
  • 0
Nyepi 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura

Prediksi Timnas Indonesia Lolos ke Putaran 4: 58 Persen

  • April 6, 2025
  • 0
Prediksi Timnas Indonesia Lolos ke Putaran 4: 58 Persen